Selasa, 19 Desember 2017

Perjuangan menjadi seorang IBU

"perjuangan menjadi seorang Ibu atau Bunda (bunbun) "

Detik-detik sang buah hati muncul kedunia ini, saat itu tak terasa air ketuban rembes begitu saja,  tak mengerti air yg menetes secara perlahan itu air ketuban krna ini kehamilan pertama, kata orang kalau mau melahirkan itu terjadi kontraksi, perut mulas seperti ingin BAB.  Namun ini sangat aneh saya tidak merasakan kontraksi sakit perut mulas dan sebagainya seperti orang ingin lahiran pada umumnya. 
sy pun cuek dengan air ketuban yg semakin rembes karna saya pikir saya tidak akan lahiran saat itu dan merasa bahwa cairan itu hanya rembesan air pipis yg saya tidak elap sehabis pipis. Beberapa jam beralalu, air rembesan itu semakin banyak keluar dan akhirnya saya menanyakan kepda ibu saya bagaimana ciri-ciri air ketuban itu?  (kebetulan ibu saya sedang diluar rumah) ibu sayapun menjawab bahwa air ketuban itu seperti air putih tidak berbau, lalu ibu saya menyuruh saya menunggu ibu saya pulang. Setelah sampai ibu saya dirumah ibu saya melihat cairan yg keluar dari vagina saya lalu mengajak saya ke bidan terdekat saat tiba dibidan, bidan langsung memeriksa kehamilan sy  dan kemudian bidan itu bilang klw sy harus segera di operasi Caesar krna air ketuban yg ada didalam sudah hampir habis dan tkutnya dedebayinya  susah bernafas. Perasaan campur aduk, rasa takut rasa senang yg sbntr lgi sya bisa melihat sang buah hati,  namun disisi lain saya khawatir keadaan dy dlm kandungan apakah masih cukup air ketubannya untuk dy bernafas? ..

Akhirnya sya dirujuk ke RS  di kota Tangerang untuk melakukan operasi. Perjalanan yg ditempuh kurang lebih 2 jam karna keadaan jalanan yg sangat macet saat itu. Pikiran saya sudah melayang2, sudah 2 jam berlalu saya  tak sedikit pun merasakan kontraksi. Setibanya di RS saya langsung di bawa ke UGD namun sayangnya tidak langsung di lakukan tindakan operasi krna harus menunggu dokter kandungan, tak terasa darah di tempat saya tidur sudah banyak.

Setelah 1 jam menunggu dokter kandungan akhirnya saya di bawa ke ruang transit untuk persiapan operasi, namun saat diperiksa HB sy rendah dan harus transfusi darah 2 kantong, namun saat itu golongam darah A+ tidak tersedia dan harus menunggu kiriman dari PMI, tindakan operasipun tertunda karna dokter anastesi tidak mau melakukan pembedahan kalau darah blm ada. krna dokter anastesi tidak mau mengambil resiko takut sy pendarahan dan tidak tertolong. sedangkan darah kiriman dari PMI dtgnya kira-kira 4 jam kemudian.

Dokter kandungan memeriksa jantung Debay yg saat itu detak jantungnya sudah mencapai 190 perdetik. Saya pun mendengar suara detak jantung sang buah hati sudah tidak karuan.  Dokter bilang "bu dede bayinya  udh mulai sesak nafasnya "    " Ya Allah.. Selamatkan lah buah hati hamba " mulut yg tak pernah berhenti mengucap doa dan saat itu saya pasrahkan semuanya dan meminta dokter kandungan secepatnya melakukan operasi walau darah blm ada, selamtkan dedebayinya dulu dokter, biarkan apa yg terjadi sama saya itu urusan belakangan. Kemudian suami dan ibu saya mendatngani sebuah pernyataan persetujuan pembedahan dan kalau terjadi apa2 keluarga sudah setuju, saat itu keluarga pun pasrah dan terus berdoa agar saya dan desebayinya selamat.

Akhirnya sy dibawa keruang operasi untuk melakukan pembedahan, setengah badan saya di bius,  agar saya tidak merasakan apapun saat pembedahan.
saya trus berdoa agar buah hati saya selamat dan saat itu saya pasrahkan kepada sang pencipta.
Kurang lebih 30 mnit berlalu saya mendengar tangisan kecil dari sang buah hati.. " alhamdulilahh Ya Allah terimakasih.. "  "bu selamat ya dede bayinya cantik" saya hanya tersenyum kecil melihat buah hati sy sudah lahir kedunia ini keadaan saya saat itu sudah setangah sadar krna mungkin darah semakin habis.

Operasipun telah selsai "alhamdulilah operasinya lancar" , sayapun terkena efek obat bius dengan merasakan menggigil yg luar biasa, tak berapa lama kemudian akhirnya darah pun dtg dan sy langsung bisa transfusi darah.
Tak henti hentinya mengucapkan rasa syukur kepada Allah karna telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi seorang ibu.
Tidak sabar rasanya menunggu pagi ingin melihat malaikat kecil saya, melihat wajah kecilnya yg mungil.

Ohh Nazia Ghania Almahyra malaikat kecilku terimakasih telah ikut berjuang bersama bunda, terimakasih telah bertahan bgtu lama.  Maaf kan bunda yg harusnya tahu dari awal bahwa air rembesan itu adalah ketuban, bunda janji akan selalu menjaga Zia sampai kelak kau dewasa nanti.

I love my baby girl